Data untuk Aksi: Memotret Kesehatan Pesisir Selatan
Data dan statistik adalah fondasi dari setiap kebijakan kesehatan publik yang efektif. Tanpa data yang akurat, valid, dan tepat waktu, perencanaan menjadi buta, alokasi sumber daya menjadi tidak efisien, dan evaluasi program menjadi tidak mungkin dilakukan. Di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, kami memandang data bukan sekadar kumpulan angka, melainkan sebagai kompas yang memandu setiap langkah kami dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Halaman ini didedikasikan untuk menyajikan potret kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan melalui lensa data. Kami berkomitmen pada prinsip transparansi dan akuntabilitas dengan menyediakan akses bagi publik terhadap indikator-indikator kesehatan utama. Dengan memahami data ini, kita semua—pemerintah, akademisi, swasta, dan masyarakat—dapat berkolaborasi secara lebih sinergis untuk mengidentifikasi tantangan, merumuskan solusi inovatif, dan bersama-sama membangun masa depan yang lebih sehat. Data yang disajikan di sini diperbarui secara berkala berdasarkan laporan rutin dari seluruh fasilitas kesehatan dan hasil survei.
Indikator Kunci Kesehatan Masyarakat (Tahun Terakhir)
Berikut adalah beberapa indikator utama yang menjadi tolok ukur status kesehatan dan keberhasilan program di Kabupaten Pesisir Selatan. Angka-angka ini merefleksikan kondisi pada tahun data terakhir yang tersedia.
71.5 thn
Angka Harapan Hidup
18.2%
Prevalensi Stunting
94.8%
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
Demografi dan Indikator Derajat Kesehatan
Memahami struktur demografi dan indikator derajat kesehatan adalah langkah awal untuk merancang intervensi yang tepat sasaran. Data ini memberikan gambaran umum tentang populasi yang kita layani serta hasil akhir (outcome) dari sistem kesehatan secara keseluruhan.
Komposisi Penduduk
Kabupaten Pesisir Selatan memiliki populasi sekitar 450.000 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1.1% per tahun. Piramida penduduk menunjukkan bonus demografi, di mana proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan usia non-produktif (0-14 tahun dan >65 tahun). Ini merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan. Peluangnya adalah potensi sumber daya manusia yang besar untuk pembangunan. Tantangannya adalah memastikan angkatan kerja ini sehat dan produktif, serta mempersiapkan sistem jaminan kesehatan untuk populasi lansia yang akan meningkat di masa depan.
Angka Harapan Hidup (AHH)
Angka Harapan Hidup saat lahir di Pesisir Selatan saat ini mencapai 71.5 tahun. Ini berarti, rata-rata bayi yang baru lahir hari ini diharapkan dapat hidup hingga usia tersebut. AHH adalah indikator komposit yang mencerminkan kualitas gizi, kesehatan lingkungan, dan akses terhadap layanan kesehatan secara umum. Peningkatan AHH dari tahun ke tahun menunjukkan perbaikan signifikan dalam kondisi kesehatan masyarakat, meskipun masih ada tantangan dalam menekan angka kematian akibat Penyakit Tidak Menular di usia yang lebih muda.
Tren Angka Harapan Hidup (AHH) di Pesisir Selatan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
AKI dan AKB adalah indikator yang sangat sensitif terhadap kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Saat ini, kami terus berupaya menekan kedua angka ini melalui program persalinan di fasilitas kesehatan, peningkatan kualitas layanan PONED di Puskesmas, serta penguatan sistem rujukan. Data menunjukkan bahwa sebagian besar kematian ibu masih disebabkan oleh tiga penyebab utama: pendarahan, hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia), dan infeksi. Sementara itu, penyebab utama kematian bayi adalah asfiksia (gagal napas saat lahir), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan komplikasi prematuritas. Fokus intervensi kami tertuju pada pencegahan dan penanganan dini ketiga penyebab utama ini.
Data Program Prioritas Nasional dan Daerah
Keberhasilan program-program spesifik yang menjadi prioritas pemerintah dapat diukur melalui data cakupan dan prevalensi. Data ini membantu kami melakukan evaluasi dan penyesuaian strategi secara berkala.
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)
Cakupan IDL pada balita merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan. Target nasional adalah >95% untuk mencapai kekebalan komunal (herd immunity). Saat ini, cakupan IDL di Pesisir Selatan berada di angka 94.8%. Meskipun sudah tinggi, masih terdapat "kantong-kantong" dengan cakupan rendah di beberapa desa terpencil yang menjadi fokus utama kami melalui kegiatan sweeping dan penyuluhan intensif untuk mengatasi keraguan (vaksin hesitancy).
Perbandingan Cakupan Imunisasi (IDL) per Kecamatan
Prevalensi Stunting
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) terakhir, prevalensi balita stunting di Pesisir Selatan adalah 18.2%. Angka ini telah menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan lima tahun lalu, namun masih berada di atas standar WHO (<20% dianggap masalah kesehatan masyarakat). Data e-PPGBM (pencatatan by name by address) menunjukkan bahwa stunting tidak hanya terjadi pada keluarga miskin, tetapi juga pada keluarga mampu, yang menandakan pentingnya edukasi tentang pola asuh dan praktik pemberian makan yang benar. Program intervensi kami difokuskan pada kecamatan-kecamatan dengan prevalensi tertinggi.
Situasi Penyakit Menular dan Tidak Menular
Kabupaten Pesisir Selatan, seperti wilayah lain di Indonesia, menghadapi beban ganda penyakit (double burden of diseases), di mana penyakit menular masih menjadi masalah, sementara penyakit tidak menular (PTM) menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan.
Distribusi Kasus Penyakit Menular Utama
Penyakit Menular Utama
- Tuberkulosis (TBC): Angka penemuan kasus (Case Detection Rate/CDR) TBC terus kami tingkatkan untuk memutus rantai penularan. Namun, tantangan utama adalah angka keberhasilan pengobatan (Success Rate/SR) yang perlu dijaga di atas 90%. Kepatuhan pasien dalam meminum obat selama minimal 6 bulan adalah kunci.
- Demam Berdarah Dengue (DBD): Kasus DBD bersifat fluktuatif dan sangat dipengaruhi oleh musim. Angka Bebas Jentik (ABJ) di pemukiman menjadi indikator utama pencegahan. Jika ABJ di bawah 95%, risiko wabah akan meningkat.
- Diare dan ISPA: Kedua penyakit ini masih menjadi penyebab utama kesakitan pada balita, yang sangat erat kaitannya dengan kondisi sanitasi lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Penyakit Tidak Menular (PTM) yang Meningkat
Data dari laporan Posbindu dan kunjungan Puskesmas menunjukkan peningkatan prevalensi PTM. Hipertensi dan Diabetes Melitus tipe 2 adalah dua PTM dengan jumlah penderita terbanyak. Peningkatan ini sejalan dengan perubahan gaya hidup, termasuk pola makan tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik. Upaya deteksi dini melalui skrining rutin dan pengelolaan kasus melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) bagi peserta JKN terus kami galakkan.
"Data adalah suara masyarakat yang tidak bisa berbohong. Dengan mendengarkan data, kita dapat merespons kebutuhan kesehatan mereka secara lebih adil, efektif, dan berbasis bukti."